Rancang Bangun Stetoscope Elektronik Berbasis Mikrokontroller Atmega328

  • Sumber Sumber Jurusan Teknik Elektromedik, Poltekkes Kemenkes Surabaya
  • Endang Dian S. Jurusan Teknik Elektromedik, Poltekkes Kemenkes Surabaya

Abstract

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada April 2011, kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang tidak menular telah mencapai 37% dari total jumlah kematian di Indonesia. Selain itu, dalam laporan WHO lain menyatakan bahwa pada tahun 2020, diperkirakan bahwa penyakit jantung koroner akan menjadi penyakit pembunuh utama di negara-negara di seluruh Asia-Pasifik. Tujuan dari penelitian adalah merancang deteksi sinyal jantung menggunakan stetoskop elektronik dengan sensor mic condensor untuk membandingkan nilai S1 (suara lub), S2 (suara dub), suara S3 yang disebabkan oleh osilasi darah antara dinding aorta dan ventrikular serta S4 yang disebabkan oleh turbulensi injeksi darah. Rancang bangun utama terdiri dari rangkaian pre-amp, filter jantung, mikrokontroller  atmega 328p yang  ditampilkan pada pc menggunakan delphi. Responden terdiri dari  5 laki-laki dan 5 perempuan, rentan usia berkisar antara 20 hingga 25 tahun, sedangkan untuk berat badan responden antara 50 hingga 76 Kg. Posisi perekaman suara jantung yang digunakan berbeda-beda untuk setiap respondennya, pada responden laki-laki didapatkan nilai amplitudo S1 dan S2 maksimal pada posisi perekaman Right Ventricel (RM), sedangkan untuk responden perempuan nilai amplitudo S1 dan S2 maksimal pada posisi perekaman Aortic (AO) dan Pulmonary Artery (PM). Untuk responden laki-laki maupun perempuan Ada banyak faktor yang mempengaruhi amplitudo S1 dan S2 setiap pasien sedangkan untuk nilai S3 dan S4 tidak terlihat dengan jelas. Jika berat badan responden diatas berat badan idealnya maka amplitudo S1 dan S2 akan cenderung lebih kecil dan sebaliknya, jika berat badan responden kurang dari berat badan idealnya maka amplitudo S1 dan S2 akan cenderung lebih besar. Selain itu juga, seberapa kuat stetoskop ditekan ketika melakukan perekaman juga dapat mempengaruhi amplitudo S1 dan S2. Terdapat kendala pada proses pengambilan data dimana responden perempuan cenderung lebih sulit untuk menemukan titik rekaman suara jantung di bandingkan laki-laki dan hanya pada titl-titik sadapan tertentu yang dapat terlihat nilai S1 dan S2 dengan jelas. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh frekuensi cut off yang lebar, berkisar antara 10 – 1000Hz sehingga terdapat noise terutama suara paru-paru.

Published
Feb 9, 2021
How to Cite
SUMBER, Sumber; DIAN S., Endang. Rancang Bangun Stetoscope Elektronik Berbasis Mikrokontroller Atmega328. Jurnal Teknokes, [S.l.], v. 12, n. 2, p. 64-68, feb. 2021. ISSN 2407-8964. Available at: <https://teknokes.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/Teknokes/article/view/126>. Date accessed: 18 nov. 2024.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)